Rabu, 26 Desember 2012

mencerdaskan manusia


“Mencerdaskan manusia”
Word: bilal revolusi
Beberapa orang yang saya mintakan untuk berpartisipasi dalam membuat manusia cerdas telah menyumbangkan apa yang mereka miliki. Salah satu yang bisa kita perbuat adalah membangun perpustakaan rinjani. Di dalamnya, bukan hanya terdapat buku cetak, tapi juga buku elektronik [ebook], film, kepingan mp3, video music dan kliping. Dan yang baru terkumpulkan adalah ebook [bergenre: perbandingan agama, novel islami, majalah underground, buku sekolah dari SD kelas 1 s/d SMA kelas 3, buku-buku pengetahuan [karya harun yahya] dan lain-lain]. Kategori film [film sejarah, social, agama]. Kepingan mp3 [dari mp3 musik regge, religius, jazz, pop, rock]. Vidio music [ Islamic, metal, rap, rock]. Yang belum ada kliping. Saya masih sangat membutuhkan sumbangan dari rekan-rekan sekalian agar perpustakaan ini bisa berjalan.
Sekarang, saya sedang melakukan riset tentang minat baca dan nonton di kampung rinjani. focus saya adalah anak muda dan kalangan anak-anak. Riset saya pun bukan riset ilmiah, tetapi riset sederhana yang berupa pertanyaan-pertanyaan seputar tanggpan mereka seandainya perpustakaan ada di kampung  rinjani.

Jadi, apa yang bisa anda sumbangkan untuk perpustakaan rinjnai?...

Salam, bilal revolusi
Contac:
Facebook: bilal bin ali
Twitter: bilal revolusi
Blog: bilalrevolusi.blogspot.com
Nomor hp: 0813-4365-0191

Selasa, 25 Desember 2012

santa claus melintas di atas masjid rinjani


Decampongerinjanito.blogspot.com
“Santa claus melintas di atas masjid rinjani”
Word: bilal revolusi.
25 desember 2012. Malam natal yang kudus.
Saat menulis tulisan ini, saya sedang bête untuk keluar. Seenggaknya buat liat warna-warni malam yang terhiasakan layaknya pecahan kaca yang berkilauaan dengan semburan warnanya yang mengagumkan. Suara dentuman petasan di lagit seperti bigbang, seperti rentetan senjata yang menyala di pekatnya malam, seperti  obor, seperti bunga api, seperti hujan yang berwarna-warni, seperti, seperti, seperti dan seperti yang tak bisa saya katakan dengan perumpamaan yang lain. Dalam hati kecil saya terbersit: berapa banyak uang yang di keluarkan untuk semua kelap-kelip malam kudus ini, malam yang konon seorang anak manusia bernama yesus lahir?. Bayangkan kalau uang yang di keluarkan untuk malam natal ini di sumbangkan bagi anak-anak gelandangan, atau di sumbangkan untuk membeli pesawat yang harganya 4 milyar, saya rasa bisa untuk membelinya. Ah lagiaan ngapain juga memikirkan orang yang beragama lain, toh bagi pengikut yesus, nggak ada untungnya saya memberi ide. Tapi saya mempercayai ajaran tauhid nabi Isa, yang lahirnya di Nazaret ( Mrk 1:9 ), keturunan bangsa yahudi, yang menjadi seorang yang berprofesi sebagai tukang kayu (bdk. Mrk 6:3) yang kematiannya di tunda hingga akhir zaman terjadi [Surah al-Nisa' (4: 157).] dan muncul sosok  almahdi yang mejadi imam untuk sebuah perang akbar yang akan terjadi, perang yang memanaskan suhu bumi, perang yang tetesan darah mengalir dari dalam tubuh, perang yang kala itu tak ada tangis kepergian sanak keluarga-yang ada hanyalah rasa bangga dan bersyukur karena sanak keluarganya telah mati di hunis pedang dan dengan indahnya menjemput sesuatu yang dicari-cari setiap manusia; syahid. Saya tidak mempercayaai yesus melaikan saya mempercayai manusia biasa bernama Isa putra maryam [yang disebutkan dalam al Qur’an berualang-ulang kali]. dan bila ingin saya ingin-mengin-nginkan?....
Impian bila bisa di kabulkan.
Dan andaikan saya di beri kesempatan untuk meminta di kabulkan permintaan pada seorang makhluk semacam santa di malam natal. Saya pengen liat santa claus melintas di atas masjid rinjani sambil mengucapkan salam buat saya: assalammualaikum. Tapi nampaknya sangat sulut di lakukan santa. Karna santa hanya bisa memberi kado berupa barang, bukan berupa do’a untuk mengahiri perang, menghentikan penembakan di Virginiatek [amerika ], mengabulkan do’a seorang jompo yang ingin lekas mati dan masuk surga, dan do’a-do’a yang lain.
Santa claus tertalu matrealisme dalam mewujudkan permitaan materi yang di minta anak-anak manusia. Saya nggak tahu apa yang akan di katakan magandi terhadap apa yang saya pintakan, atau bila bob marly masih hidup, ia akan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat permintaan saya. Dan yang lebih ekstrim lagi, martin luter king junior akan terbahak-bahak melihat saya. Karena mereka nggak pernah berharap pada santa claus! Mereka membuat sejarah lewat tangan mereka. Meramunya dan menempanya dengan bara yang mendidih, sehingga jadilah sebuah sejarah.
Yah, seenggaknyalah apa yang teramaikan dimalam yang kudus ini, menjadi malam yang indah buat kita, karena setiap malam adalah malam yang indah.

Thanks buat lampu langitnya.
25 desember 2012,
PUKUL; 12: 37 dini hari.

Sabtu, 22 Desember 2012

bertiduran


Decampongerinjanito.blogspot.com
bertiduran
Word: bilal revolusi.
Gimana rasanya bila anda bertiduran pada tempat yang berbeda? Pasti ada cerita yang bisa di bagi untuk kita. Nah, saya pernah bertiduran ditempat yang bikin saya merasa berbeda. Salah satunya di masjid kampong kami yang nggak di sengaja. Saya yang  waktu itu pulang dari sebuah acara tepat pukul 10 lewat 30 menit, di rumah semua pintu telah terkunci. Karna ketuk-ketuk nggak ada yang buka, saya langsung nginap di masjid. Di sinilah sebuah kisah di mulai.
Pengalam perta tidur dimasjid rinjani menyadarkan saya bahwa, di rumah Allah adalah tempat diman semua makhluk bisa tinggal dan menjaga masjid dari  kecamnya dunia. Pertama ada binatang yang siap 24jam menjaga masjid tanpa di bayar sepeserpun  ia adalah cicak, semut, nyamuk dan binatang terbang lainnya. Malam itu, saya merebahkan diri untuk bergegas tidur, namun apa yang terjadi? Saya susah untuk tidur, nyamuk mendapat jatah makan malam yang di sediakan Allah, berupa tubuh saya, nyamuk-nyamuk itu dengan beringas menyedot darah dari belahan tubuh saya yang tak di duga-duga. Nampaknya, memang telah Allah rencanakan saya untuk menjadi pendonor asupan makanan untuk nyamuk di malam itu. Ada rasa dongkol menjadi pendonor, tapi saat di pikir-pikir lebih dalam, nampaknya ini cukup adil. Mengingat setiap harinya saya tergolong orang yang jarang memberikan sedekah, semoga darah saya yang di malam itu menjadi penebus dan menjadi pengingat saya untuk bebsedekah.
Selain kisah nyamuk yang tidak menyiakan santapan makan malam, ada kisah lain dari masjid ini di kala subuh menyapa. Kalian akan medengar suara azan menggema dan silingi music rohani. Semula saya pikir, sialan betul ini tetangga beragama lain, saat orang lagi azan, eh mereka juga putar lagu-lagu rohani. Tapi, saya mulai teringat, btw, kalau nggak salah islam itu menyempurnakan agama. Bisa saja di zaman nabi Allah isya Alaihi salam meyampaikan agama tauhid, ajaran tentang sholat dan waktunya pun telah di jelaskan olehnya. Namun, karna peyampaian tersebut belum sempurnah, maka nabi akhir zaman yakni nabi Allah Muhammad SAW, meyempurnakan ajaran terdahuli. Yang saya tahu, orang-orang yahudi pun sholatnya hampir persis dengan sholat orang islam. namun ada perdebedaan-perbedaan. Dan hal ini yakni kumandang azan dan bunyi suara music grejani dan lagu rohani orang-orang nashara itu adalah fenomena yang membuat saya makin percaya akan agama ini benar-benar penyempurnah semua agama yang pernah ada.
Thanks for my mosque….. kalau saya nggak tidur di masjid mungkin saya nggak bakalan tahu tentang hal ini…. Hahahah


Salam bilal revolusi.

never ending story


Decampongerinjanito.blogspot.com
“never ending story”
Word: bilal revolusi.
Malam ini saat menulis artikel kali ini, ada semacam beban yang begitu berat untuk di pikul, ada tols yang kaku untuk di ketik, ada pikiran yang buntu untuk merangkai kata demi kata, dan ada kelu  yang begitu sulit di mengarti untuk membumikan tulisan.
Saya sudah banyak menanyakan pendapat teman-teman yang tergolong anak muda kampung kami, terhadap perkembangan kampung rinjani. jawabannya adalah nggak ada yang maju. Seorang dari mereka  mengatakan bahwa; rinjani ini seperti tak bergerak. Ada lagi yang mengatakan bahwa; masa-masa indah rinjani itu telah berakhir di tahun 2010-2011 kemarin, saat remas begitu gencar meramaikan masjid. Dan lain-lain tanggapan yang negatif tentang kampung kami [rinjani]. namun, bagi saya, rinjani bukanlah sebuah kampung kumuh yang tak memiliki kisah. Dan saya cukup mengerti apa yang di pikirkan teman-teman terhadap kenegatifan rinjani. mungkin nilai-nilai social kita banyak yang kurang, seperti yang di katakana oleh salah seorang teman; masyarakat rinjani adalah masyarakat individulistis. Tapi tahukah, nggak semua orang di kampung rinjani ini adalah seperti yang tergambarkan. Toh ada sebagian yang dengan kesadaran membuat sesuatu untuk kampung. Mungkin bagi orang lain sepele, tapi itu sebenarnya menunjukkkan bahwa kampung rinjani ini memiliki rasa social yang baik. Semua orang pada hari ini, saya pikir menyadari bahwa rinjani memiliki kekurangan. Tapi bukan semua kan yang celek itu adalah jelek?... kampung rinjani di facebook ada grop, di dunia blogger, blog decampongerinjanito.blogspot.com terdaftar sebagai blog yang menceritakan tentang isi dalam kampung, dan bukan hanya di dunia maya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak muda dan yang lainnya pun secara rill pun ada. Semacam menambal jalan yang rusak, mempercantik dan lain-lain. Ada juga yang membantu untuk memakamkan orang bila ada yang wafat, sholat berjama’ah di masjid meski sunyi, tapi tetap saja ada yang mengerjakannya, mengarjakan kebaikan-kabaikan. Dan kita nggak bisa pungkiri lho bahwa di lingkungan kita ada pemabuk pemain togel dan kejelekan-kejelekan lainnya. Itu tak bisa di pungkiri. Tapi ia akan di seimbangkan dengan orang-orang yang terus berbuat sesuati yang baik. Bayangkan bila secara bersamaan sebuah isu kemajuan kampung rinjani di gembar-gemborkan secara besar-besaran di kampung rinjani, lewat jejaring social facebook, lewat grop facebook renstil, lewat blog, lewat lisan dari mulut ke mulut, lewat obrolan di masjid mukarimal akhlak, lewat obrolan para pemabuk saat menuangkan minuman, lewat lagu yang selalu di dendangkan, dan lewat apa saja yang bisa kita perbuat. Saya pikir orang akan terheran-heran dengan kampung rinjani, pendudukny akan sadar bahwa rinjani masih memiliki ruh untuk bangkit dari keterpurukan.
Jadi, mengapa enggan untuk maju, menyusuri setap demi setapak jalan rinjani dengan siul yang menggema, semabil senyuman yang lebar menghiasi wajah kita yang penuh keceriaan.


Salam bilal revolusi.
Chayoo kampung rinjani

Selasa, 18 Desember 2012

alumni sebuah rumah


Decampongerinjanito.blogspot.com
 “Alumni sebuah rumah”
Word: bilal revolusi
Apa yang tergambarkan bila kita berkata alumni? Yups, mungkin yang tergambarkan adalah alumni sebuah sekolah, kampus atau yang lain sebagainya. Tapi di kampung rinjani ada alumni sebuah rumah. Di dalamnya terdapat para anak muda yang mendiami sebuah rumah bersama-sama dan akhirnya mereka pun pindah [hijrah] ke tempat lain, ada yang menuntut ilmu dan ada yang mempunyai cita-cita untuk berbakti pada kedua orang tua.
Yah, di rumah tetangga saya, yakni mama oki, terdapat beberapa alumni. Abang, guly, romi, dan haris. Mereka adalah nama-nama yang sempat tinggal di rumah mama oki, sewaktu SMA semuanya datang dan menempati rumah tersebut. Tiap malam selalu ada cerita yang sering mereka bagi bersama. Suara-suara mereka menggema dan memekik di tengah dinginnya malam. Dan sekarang, mereka semua telah menjadi alumni sebuah rumah. Abang, akhirnya menuntut ilmu di pasantren di solo. Haris, pulang ke kampung halaman untuk berbakti pada orang tua. Romi, tak tahu rimbahnya dimana, ia seolah termakan bumi-di sebabkan kabar beritanya tak terdengar lagi. Guly, terbang ke makassar untuk kuliah. Dan yang tersisa di rumah sederhana itu adalah Ong dan EM.
Rumah sederhana itu, seolah sebuah istana di tengah rimba kehidupan. Saat semua orang mencari tempat untuk berteduh dari dinginnya angin malam atau teriknya panas mentari, maka rumah sederhana itu adalah tempat berteduh mereka. Apa yang di buat di dalam rumah itu, para penghuninya pun merasakan hal yang sama persis, apa yang dimakan oleh si tuan rumah, maka anak-anak itu pun memakan yang sama yang dimakan tuan rumah. Subhanaullah. Saya Cuma berharap kelak apa yang di perbuat dan di bagikan oleh penghuni rumah-kelak akan di balas oleh Allah dengan kesuksesan akhirat yang gemilang. Sebuah kampung yang bernama rinjani, nyatanya terdapat kisah heroic seorang manusia. Yang dengan gagah berani dan tanpa pamri menampung mereka yang memerlukan, memberikan saya sebuah multi vitamin untuk mengenal dunia ini dari seorang manusia yang hidup di kampung bernama rinjani ini.
Yang menakjubkan dari rumah ini adalah, si  pemilik rumah  bukanlah seorang yang kaya raya, yang memiliki limpahan uang. Beliau berani menjadi orang tua angkat para alumus sebuah rumah. Dan tanpa mereka sadari rumah itu mengajarkan nilai kehidupan untuk para alimninya, untuk abang, untuk romi, untuk guly, untuk haris, untuk ong, untuk em, untuk rakuti, dan untuk semua orang yang sempat tinggal di rumah itu duluhnya.


Sekses selalu, Rinjani berbagi.

Facebook: bilal bin ali
Twitter: bilal revolusi
Blog pribadi: bilalrevolsui.blogspot.com