Senin, 10 September 2012

nama yang menghilang


“Nama yang menghilang”
Kisah paling sendu untuk anak manusia adalah kisah tentang kematian. Semua orang pastinya akan menguburkan diri pada makam berukuran sempit yang ditaburi bunga diatas makam. Kematian kita ditangisi banyak orang, terlebih yang mengenal kita.
Saya masih ingat bagaimana Upi bercerita tentang masa kecilnya, disuatu malam saat ba’da magrib dikampung rinjani. Dan masih ingat celetuk-celetukannya yang membuat saya senyum-senyum. Semua itu hanya tinggal ingatan yang sekeder melintas doang. Sekarang Upi sudah tiada. Ia karam dengan kapal yang membawanya ke ambon. Kapalnya dihantam gelombang dan hanya beberapa orang saja yang selamat dari tragedi itu.
Bagi saya, kita pun akan menghadap maut. Cuma cara dan waktu saja yang berbeda-beda. Upi dan penumpang lainnya telah dituliskan cara dan waktu mautnya menjemput mereka. Sekarang tinggal kita yang seharusnya beramal, siapa tahu besok-besok kita yang dijemput kematian.
@bilal, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar