Kamis, 02 Mei 2013

babi najis



“Babi najis”
Read: bilal revolusi
27 maret 2013.
Di lapangan bola rinjani, seperti biasanya saya duduk sebagai penonton paling setia [lebay, banget]. Sore itu, saya nyeletuk:
 “di lapangan sebelah anak-anak “sebelah” lagi main bola, kenapa kalian tidak ikut gabung dengan mereka?”
Ego yang kala itu belum beraksi di lapangan, bilang:
“Siapa yang mau main dengan manusia bau babi?”
“Maksudnya” Tanya sok kaget.
“bau keringan mereka bau babi”
“kan keringatnya, go”
“biar, tapi babi”
***
Satu fenomena yang membuat saya sedikit terpukau, bahwa orang-orang islam dengan kadar pengetahuan agama yang biasa-biasa saja juga tahu bahwa Babi merupakan hal yang haram. Meski perlu di jelaskan juga bawa keringat manusia itu tidak haram, meski dia makan babi, dia tidak haram. Logika sederhananya adalah bila ada seorang pemabuk dan semua orang juga tahu khamar itu haram, dan bila lelaki itu berkeringat saat olahraga misalnya, apakah keringatnya bisa di bilang haram. Orang yang sering makan ikan, dan keringatnya keluar apakah bisa kita bilang keringat ikan?... itu kan terdengar lucu.
Yah, setidaknya saya bisa tahu bagaimana respon islam awam dalam melihat babi. Itu sudah cukup untuk saya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar