Kamis, 02 Mei 2013

jadi cowok pelembut



“Jadi cowok pelembut”
Read: bilal revolusi
Kampung Rinjani,30 April 2013.
Ada yang unik hari-hari belakangan ini di kampung rinjani. terutama anak mudanya yang suka banget luluran. Diwaktu siang luluran, menjelang sore main bola. Waduh, gila bener.
Jul, cowok yang saya temui menuturkan bahwa dia dan beberapa orang lainnya, suka luluran. Katanya sih buat memperhalus kulit biar lembut:
“kan luluran itu buat memperhalus kulit. Jadi kalau cowok bisa luluran, itu berarti dia memperlembutkan daerah kulitnya” ujarnya dengan sangat antusiasme.
Saya pribadi rada-rada keki dengan luluran. Meski kata Jul, orang yang luluran seperti mengikiti zaman. Baginya bukan hal aneh lagi kalau cowok luluran. Selama belum ada kleim yang mengatakan bahwa luluran itu  Cuma buat para kalum hawa doang.
***
Saya pengen flashback nih. Terutama soal luluran. Mungkin apa yang dikatakan Jul itu benar bahwa zaman sekarang semua yang dibuat kaum hawa pun bisa dilakoni oleh kaum adam. Misalnya, memasak. Kebiasaan yang biasanya dilakukan oleh kaum hawa malah di restoran-restoran kokinya adalah kaum adam yang mendominasi.
Lantas gimana dengan kebiasaan kaum hawa yang sudahberpaling jauh dan seolah kaum Adam pun nggak mau kalah yakni; luluran. Pasalnya bukan hanya kaum hawa saja yang bisa luluran. Kaum adam yang kerjanya kebanyakan di bawah sinar mentari pun pengen juga buat memperhalus kulitnya, tuh!!! Tapi yang bikin saya bingung. Mengapa kaum adam ikut-ikutan kaum hawa, kan nggak adil juga kalau kebiasaan kaum hawa selalu diimutasikan oleh kaum adam. Nanti kalau biasanya kaum hawa hamil, ini malah kaum ada yang nantinya pengen hamil. Itu kan lucu!!!.
Well, saya nggak tahu deh, mau apaan kaum cowok keseringan untuk jadi kecewek-cewekan. Meski buat kaum hawa sudah ada emansipasi tapi bukan berarti penyamaan ini lantas bikin kabur antara cowok dan cewek, kan lucu juga kalau biasanya yang rambutnya lembut, berdandan, yang kulitnya lembut dan suka pake lipstip itukan cewek, nantinya cowok pake lipstip, berdandan, memperhalus kulit, pake bra saat renang, pake pembalut kayak cewek, pake pelembut rambut dan lain-lain.
Harapan saya semoga tujuan memperhalus kulit anak muda rinjani hanya untuk sementara doang. Takut kalau nantinya berubah… hahahaha, nggak lah []

babi najis



“Babi najis”
Read: bilal revolusi
27 maret 2013.
Di lapangan bola rinjani, seperti biasanya saya duduk sebagai penonton paling setia [lebay, banget]. Sore itu, saya nyeletuk:
 “di lapangan sebelah anak-anak “sebelah” lagi main bola, kenapa kalian tidak ikut gabung dengan mereka?”
Ego yang kala itu belum beraksi di lapangan, bilang:
“Siapa yang mau main dengan manusia bau babi?”
“Maksudnya” Tanya sok kaget.
“bau keringan mereka bau babi”
“kan keringatnya, go”
“biar, tapi babi”
***
Satu fenomena yang membuat saya sedikit terpukau, bahwa orang-orang islam dengan kadar pengetahuan agama yang biasa-biasa saja juga tahu bahwa Babi merupakan hal yang haram. Meski perlu di jelaskan juga bawa keringat manusia itu tidak haram, meski dia makan babi, dia tidak haram. Logika sederhananya adalah bila ada seorang pemabuk dan semua orang juga tahu khamar itu haram, dan bila lelaki itu berkeringat saat olahraga misalnya, apakah keringatnya bisa di bilang haram. Orang yang sering makan ikan, dan keringatnya keluar apakah bisa kita bilang keringat ikan?... itu kan terdengar lucu.
Yah, setidaknya saya bisa tahu bagaimana respon islam awam dalam melihat babi. Itu sudah cukup untuk saya.[]

babi najis



“Babi najis”
Read: bilal revolusi
27 maret 2013.
Di lapangan bola rinjani, seperti biasanya saya duduk sebagai penonton paling setia [lebay, banget]. Sore itu, saya nyeletuk:
 “di lapangan sebelah anak-anak “sebelah” lagi main bola, kenapa kalian tidak ikut gabung dengan mereka?”
Ego yang kala itu belum beraksi di lapangan, bilang:
“Siapa yang mau main dengan manusia bau babi?”
“Maksudnya” Tanya sok kaget.
“bau keringan mereka bau babi”
“kan keringatnya, go”
“biar, tapi babi”
***
Satu fenomena yang membuat saya sedikit terpukau, bahwa orang-orang islam dengan kadar pengetahuan agama yang biasa-biasa saja juga tahu bahwa Babi merupakan hal yang haram. Meski perlu di jelaskan juga bawa keringat manusia itu tidak haram, meski dia makan babi, dia tidak haram. Logika sederhananya adalah bila ada seorang pemabuk dan semua orang juga tahu khamar itu haram, dan bila lelaki itu berkeringat saat olahraga misalnya, apakah keringatnya bisa di bilang haram. Orang yang sering makan ikan, dan keringatnya keluar apakah bisa kita bilang keringat ikan?... itu kan terdengar lucu.
Yah, setidaknya saya bisa tahu bagaimana respon islam awam dalam melihat babi. Itu sudah cukup untuk saya.[]

Sabtu, 23 Maret 2013

kena tipu

“kena tipu” 
Read bilal revolusi

19 maret 2013. Saya lagi bête abis hari ini. Yah apa lagi kalau bukan saya yang terkena tipu sama anak-anak kompleks. Tapi ada rasa tawa yang menggema dihati saat tahu bahwa saya benar-benar kecolongan. Saya baru sadar bahwa satu anak-anak rinjani punya nilai humoris yang tinggi—yang membuat saya pun makin sok rindu dengan kampung rinjani.


Tepatnya kemarin saat si capten subatsa [alias iwan] mengatakan bahwa Pai Pablo mau kawin dengan seorang wanita dari gunung botak. Dalam pikiran saya kala itu, mungkin ia di jodohkan oleh orang tuanya. Hal yang hampir sama pun dikatakan sama Andy, yang mengatakan bahwa Pai mau kawin. Ai, hamid dan pak guru pun tak jauh beda mengatakan hal yang sama pula. Maka saya pun mempercayai gossip yang dikatakan mereka. Tak disangka ternyata saya tertipu dengan kata-kata mereka. Apes banget… 

Yah, semua yang terjadi tetap punya nilai yang bisa di petik. Setidaknya, saya bisa merasakan makanan gratsan dan makin mengenal karakter anak-anak muda kampung rinjani dalam member cita rasa humor yang tinggi. 

Kompak selalu, kampung rinjani.
Salam saya, bilal revolusi.

Kamis, 31 Januari 2013

kakek umma


kakek Umma”
Lelaki itu sempat membuka lembar hidupnya dengan selinting rokok di tanggannya. Badannya telah membungkut, jalannya pun mulai perlahan, wajah yang mungkin dulu terlihat sangat sempurnah-telah sirnah dengan keriput yang menghiasi wajahnya. Saya mengenalnya bebrapa tahun yang lalu, ia bernama Umma. Sebuah nama yang tak lazim di kuping saya. ia lah lelaki parubaya yang tinggal seorang diri di kampung kami. Teman-teman bermainnya yang mengisi hari-hari dengan penuh kecerian semuanya telah wafat. Tinggal ia sendiri di kampung kami. 

Dan seperti sebatang pohon pinus yang menyisakan sehelai daun bewarna kuning. Kini, daun itu telah layu dan jatuh, lelaki yang tinggal seorang diri di banding teman-teman yang telah wafat, mengikiti jejak sahabat-sahabat ke alam akhirat.

30 januari 2013. Umma kembali ke rahmatullah. Lembaran hidup lain telah di buka. Umma yang sering menjadi uzur itu, telah tiada.

Pernah suatu hari, saya mendengar cerita tentang kakek bernama umma dari seorang teman. Karena ia telah tua, konon kabarnya bila seorang anak manusia telah memasuki usia senja, sifat-sifat mereka seperti kekanak-kanakan [childhood]. Dan umma [semogga allah mengampungi dosanya-red], mengalami hal senada. Menurut cerita, kakek ini terlihat sangat kebungingan di suatu siang bolang, beliau bulak-balik di depan masjid, seraya mengisap selinting rokok di tanganya. Di saat itu banyak yang bertanya-tanya, apa gerangan yang ingin di perbuatnya?... tak lama, kakek bernama umma itu masuk di sebuah rumah tua yang tak berpenghini lagi, ia buka celananya dan membunga hajat di dalam sana, sontak anak muda yang ada di depan masjid melempar batu di atas seng rumah tak berpenghuni itu. kakak bernama umma keluar dan dengan kepolosannya ia keluar seolah tak terjadi apa-apa. 

Saya belajar dari kisah di atas. Yakni, setua apapun kita, bila didalam hati kita memiliki rasa malu, kita akan membuang hajat yang tak tampak oleh orang lain. Umma mengajari kita, sebenrapa penting menjaga kohormatan diri. Meski ia telah tua renta, ia memilki rasa malu untuk di lihat orang lain saat buang hajat. Bandingkan dengan sebuah kisah yang di ceritakan oleh teman saya tentang kampungnya, dimana mereka membuang hajat di pantai dengan tidak tahu malu, memperlihatkan pantat mereka!!! Saya berpikir mending kakek bernama umma, dari pada mereka, yang masih muda-muda namun tidak tahu malu.

Thanks umma untuk pelajaran hidup yang kau ajarkan.
Selamat jalan, semoga amal kebaikan dib alas oleh Allah. Dan somoga jalan yang engkau tempuh di akhirat dilapangkan olehNya. AminJ